BeTimes.id-Stok bahan pangan pokok (sembako) di pasar selama natal dan tahun baru di Kabupaten Bekasi dipastikan dalam kondisi aman dan tercukupi. Tetapi, kenaikan harga beberapa bahan pangan tak dapat dihindari karena meningkatnya permintaan setiap akhir tahun. Kenaikan masih dalam batas toleransi, seperti telur yang semula Rp 22.000,-/kg menjadi Rp 25.000-26.000,-/kg.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bekasi Wahyudi Asmar, menegaskan hal itu, Rabu (11/12). “Kalau bahan pokok seperti beras, daging, telur, sayuran dan lainnya memang ada kenaikan di akhir tahun. Namun untuk beras, Kabupaten Bekasi telah memproduksi 80% dari kebutuhan tahunan daerah, jadi cenderung lebih aman dan stabil,” katanya.
Wahyudi mengakui, secara harga daging sapi lebih mahal di pasar tradisional yang mengambil stok sapi lokal yang jumlahnya sudah berkurang secara nasional di bandingkan dengan pasar modern. “Selain itu, kebutuhan daging di Kabupaten Bekasi 42,075 ton per hari, sedangkan wilayah ini hanya bisa memproduksi 10 persen dari angka tersebut. Jadi selebihnya didatangkan dari luar daerah, seperti Bali, Jawa, NTB, Sulawesi, dan lainnya,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi keterbatasan daya beli masyarakat atas, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bekasi bekerjasama dengan Bulog, telah memberikan bantuan subsidi bahan pokok pada Bazaar Murah pada 2 dan 3 Desember silam. Di mana lebih dari seribu paket dijual setengah harga kepada warga Desa Hegarmanah Kecamatan Cikarang Timur, dan Desa Karangmulya Kecamatan Bojongmangu. Paket tersebut terdiri dari telur, beras, gula, minyak, dijual seharga Rp 50.000,- dari harga Rp 110.000,-. Sisa harga senilai Rp 60.000,- dibayarkan ke Bulog dengan di subsidi menggunakan APBD Kabupaten Bekasi.
Untuk mengetahui harga bahan pokok harian, Dinas Ketahanan Pangan telah menyediakan informasi harga yang dapat diakses di laman www.bekasilab.biz.id/hasopangan.
Pasar Murah diadakan di Desa rentan rawan pangan, seperti Desa Hegarmanah di Kecamatan Cikarang Timur yang ditentukan berdasarkan hasil kajian pemetaan wilayah tahun 2017. “Setiap 2 atau 3 tahun sekali kita memetakan dan mengkaji, bagaimana kondisi kerawanan pangan di Kabupaten Bekasi, yang hasilnya terdapat 5 Kecamatan dan 7 desa rentan rawan pangan,” kata Wahyudi.
Kecamatan dan desa tersebut, yakni Desa Pantai Bahagian, Kecamatan Muaragembong, Desa Karangsegar, Kecamatan Pebayuran, Desa Karang Patri, Kecamatan Pebayuran, Desa Sukamurni, Kecamatan Sukakarya, Desa Sukalaksana, Kecamatan Sukakarya, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cikarang Timur, Desa Karangmulya, Kecamatan Bojongmangu. Sedangkan aspek dan indikator penentuan wilayah kerentanan dan ketahanan pangan, yaitu Aspek ketersediaan pangan, Indikator rasio warung terhadap rumah tangga, Indikator rasio toko terhadap rumah tangga, Aspek keterjangkauan pangan, Indikator rasio penduduk dengan status kesejahteraan terendah, Indikator rasio rumah tangga tanpa akses listrik, Indikator desa yang tidak memiliki akses penghubung yang memadai, Aspek pemanfaatan pangan, Indikator rasio anak tidak bersekolah, Indikator rasio rumah tangga tanpa akses air bersih, Indikator rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk, Indikator rasio rumah tangga tanpa fasilitas tempat buang air besar. (*/hem)
Komentar