BeTimes.id-Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka mengapresiasi kepatuhan, terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan penyebaran virus Corona (Covid -19), dengan tidak melakukan kegiatan keramaian yang terbukti cukup efektif dipraktikkan.
“Saya sangat mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan Pemerintah menghadapi Covid-19,” kata Rieke anggota DPR RI dari daerah pemilikan Kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta ini kepada wartawan di Jakarta.
Namun, untuk mempraktekkan Indonesia Science Based Policy, Kebijakan Berbasis Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nasional sesuai amanat UU Nomor 11/2019 tentang Sistem Nasional IPTEK. “Covid-19 bukan hanya bencana nasional, tetapi sudah berskala global. Maka sudah saatnya dipraktekkan Indonesia Science Based Policy,” ujarnya.
Dikatakan, penanganan Covid-19 pasti dengan melakukan riset yang serius dan komprehensif. Indonesia tidak dapat hanya mengandalkan bantuan dari negara lain. Karena, setiap negara sedang berjuang menghadapi kasus yang sama. “Jangan mengandalkan negara lain melakukan riset, karena mereka pasti memprioritaskan kepentingan bangsa dan negaranya, walau tetap kerjasama dengan negara lain. Jadi, harus tetap memperkuat riset nasional menghadapi Covid-19,” paparnya.
RDP panggilan Rieke menyatakan, Menteri Kesehatan pasti menyadari penanganan Covid-19 dengan rencana mitigasi yang matang dan pemetaan penyebaran virus. Sehingga, harus diadakan riset uji sampel virus Covid-19.
“Menteri Kesehatan pasti menyadari pasti dilakukan pengujian masif terhadap sampel virus Covid-19. Riset deteksi penyebaran dan antisipasi mutasi virus Covid-19 harus segera dilakukan. Mutasi virus kabarnya sudah terdeteksi dari hasil riset di Jepang dan beberapa negara Eropa,” ujar dia.
Pengujian sampel virus Covid-19, tentu saja dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. “Resikonya tinggi bagi penguji sampel virus Covid-19, sehingga perlu ada penguatan dan pelatihan khusus bagi SDM riset. SDM di Balitbangkes tidak cukup dan kerja mereka sudah luar biasa berat,” kata mantan bintang film yang dijuluki Oneng ini.
Anggota Pansus RUU Sisnas IPTEK ini juga meminta, sesegera mungkin memperkuat dan memperbanyak SDM riset, untuk penanganan mikroorganisme patogen semacam SARS-CoV2 (Covid-19) yang ditugaskan uji sampel di seluruh Provinsi.
Ia juga mendukung terobosan LIPI bekerjasama dengan Kemenristek, yang berjuang mengoptimalkan anggaran dan prasarana riset untuk mengadakan Pelatihan Penanganan SARS CoV-2. “Mendukung Menkes membuka akses informasi dan penggunaan sampel virus Covid-19 bagi lembaga riset nasional,” jelasnya.
Mendukung Menkes katanya, memberi bukti kerja riil dengan mengonsolidasikan dan melibatkan seluruh SDM IPTEK, yang memiliki kepakaran dan keahlian terkait Covid-19, baik yang berada di Litbang K/L, LPNK, Perguruan Tinggi, maupun BUMN dan swasta.
Itu dilakukan, untuk menyusun rencana strategi Riset, mitigasi dan implementasi penanganan yang disusun secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara etik, moral, dan keilmuan. Pihaknya juga mendukung pemerintah segera melakukan pengadaan reagen, agar mengekstrak rantai virus (RNA) dan primer untuk mesin PCR penguji RNA.
“Saat ini, informasi yang saya terima, reagen dan primer untuk keperluan uji sampel virus Covid-19 masih tergantung impor dan sulit didapatkan. Saya untuk melakukan riset dan inovasi pengembangan, serta produksi reagen untuk ekstraksi RNA dan primer untuk uji RNA dengan PCR secara mandiri di Indonesia,” tandasnya. (rls)
Komentar