Para peserta seminar Webinar Nasional yang digelar DPP TMP. (Foto:Ralian)
BeTimes.id-Jawa Tengah harus bersih dari ideologi transnasional seperti khilafah dan radikalisme yang merorong ideologi Pancasila.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, untuk membersihkan daerah yang dipimpinnya dengan meminta kepada para pengajar dan Aparatur Sipil Negra (ASN) yang tidak setuju dengan ideologi Pancasila dengan mempersilahkan untuk hengkang dari jabatannya sebagai guru atau ASN.
“Ini karena ada keresahan yang terjadi di masyarakat sehingga saya meminta dalam suatu pertemuan untuk meminta para guru dan ASN untuk keluar sebagai guru atau ASN jika menolak ideologi Pancasila,” kata Ganjar dalam diskusi Webinar Nasional Taruna Merah Putih (TMP) bertajuk “Jas Merah: Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah, Ciptakan Sejarah Positif Bagi Bangsa”,Minggu (28/6).
Ganjar mengemukakan, Indonesia salah satu yang akan mengalami bonus demografi ke ke depan. Karenanya, jika tidak dikelola dengan baik maka akan menjadi masalah ke depan.
Karena itu, lanjut Ganjar, Jawa Tengah juga sangat serius dalam mempersiapkan bonus demografi sehingga ke depan bonus demografi sangat positif bagi daerah yang dipimpinnya.
Disamping itu, Ganjar mengemukakan, sesuai amanat Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri untuk mempersiapkan masalah pangan, energi dan air di derah yang dipimpinnya.
“Ibu Mega mengintruksikan Siapkan politik pangan, air dan energi karena kita dan negara lain akan berebut pangan, air dan energi,”tukas Ganjar.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum BPP HIPMI Mardani H. Maming mengemukakan, perlunya pemerintah mempersiapkan regulasi mempersiapkan bonus demografi.
“Bagi saya, kita tidak siap dalam menghadapi bonus demografi dilihat dari anak-anak mudanya yang duduk di legislatif, eksekutif atau di BUMN. Anak muda itu berusia di bawah 40 tahun. Karena itu bonus demografi harus dipersiapkan dengan regulasi. Berapa banyak yang duduk di legislatif, eksekutif atau di BUMN, “ujar mantan Bupati Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan.
Joko Widodo, lanjut Maming, bukan siapa-siapa tetapi bisa menjadi wali kota Solo, hingga menjadi Presiden Republik Indonesia karena dipersiapkan.
“Karena itu saya berpesan jemputlah mimpi di waktu muda karena tidak ada modal yang paling mahal adalah diwaktu kau membuat sejarah di waktu muda, “imbuh Ketua DPD TMP Kalimantan Selatan periode 2010-2018.
Dalam seminar Webinar nasional, DPP TMP menampilkan video singkat kegiatan penyaluran bantuan sembako di 10 provinsi di seluruh Indonesia yang terdampak Covid-19. Diantaranya, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Selatan.
TMP juga menjemput bola memberikan bantun ke asrama-asrama mahasiswa Aceh, Papua, Kalimatan Utara, NTT. “Jadi kami berikan dari sabang sampai merauke, dari Miangas sampai pulau Rote, “ujar Sekjen DPP TMP Restu Hapsari.
Hadir dalam pemberian bantuan sembako di asrama mahasiswa derah yang ada di Jakarta Ketua DPP Djarot Syaiful Hidayat, dan Wasekjen Sadarestuwati. (Ralian)
Komentar