Oleh: Dr. Sahat Sinaga.,SH. Mkn
Dari Tarutung ke Jakarta menuju Manokwari
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) pada tanggal 9 Februari 2020 berusia 70 tahun. Sudah tak terhitung banyaknya mahasiswa menjadi anggota GMKI melalui proses “Masa Perkenalan (Maper)” di pelbagai Cabang yang tersebar hadir di sekitar 100 Kota Perguruan Tinggi di tanah air Indonesia.
Penulis yakini bahwa GMKI hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia sebagai bagian rencana Tuhan untuk menyatakan “Kabar Baik” bagi bangsa Indonesia yang majemuk.
Dengan menjadi anggota GMKI tahun 1986 melalui Maper di Cabang Bandung, penulis bisa berkenalan, berteman, bahkan bersaudara, dengan banyak mahasiswa dari berbagai tempat di tanah air, bahkan denominasi gereja yang berbeda-beda. Betapa sukacita, saat menyanyikan dengan riang lagu “ku-tak pandang dari gereja mana”.
Setelah mengikuti Maper, dilanjutkan Masa Bimbingan (Mabim), Latihan Kepemimpinan. Selanjutnya mengikuti Konpersensi Studi Lokal (KSL), baru boleh mengikuti Konsperensi Studi Wilayah (KSL), serta Konperensi Studi Nasional (KSN) yang biasanya menjadi bagian dari kegiatan KONGRES. Penulis kurang tahu persis apakah proses tersebut masih diberlakukan?. Bahkan setelah “diseleksi” oleh BPC dapat mengikuti Latihan Kepemimpinan di Yayasan Bida Dharma (YBD)- Salatiga.
Tahun 2016 Kongres GMKI dilaksanakan di Tarutung, Sumatera Utara. Setelah melalui pembicaraan, diskusi Kongres memutuskan bahwa Kongres GMKI selanjutnya akan dilaksanakan di Jakarta.
Kongres pada tahun 2018 di hotel Green Forest Bogor setelah melalui “perjuangan” seacara luar biasa bahu-membahu oleh Panitia Nasional dengan sokongan para anggota luar biasa (senior) yang sangat mencintai GMKI. Melalui grup WA yang dibuat, rupiah demi rupiah dikumpulkan agar Kongres terlaksana. Dengan “hubungan baik” sejumlah senior yang dipakai Sang Empunya Gerakan, Presiden Jokowi hadir dalam acara Pembukaan Kongres. Terlaksana hanya karena kemuruhan Tuhan.
Dengan permohonan maaf kepada Sang Empunya Gerkan, penulis mencatat bahwa perjalanan Kongres Bogor diwarnai “dinamika yang luar biasa”, di antaranya tentang “konsumsi” dan pencaleg-kan”, selain proses pemilihan Ketum yang dari Kongres-ke-Kongres terakhir “menyesuaikan” diri dengan cara-cara pemilihan ketum Ormas lain.
Kongres Bogor, selain memilih Ketum, Sekum, BPK, juga menetapkan tempat pelaksanaan Kongres selanjutnya di kota perguruan Tinggi Manokwari, Papua Barat.
Dari informasi yang penulis dengar, Kongres GMKI akan dilaksanakan di Manokwari buan Oktober 2020. Oleh karena itu, perlu segera dipersiapkan materi “Kaderisasi”, guna didiskusikan dan diputuskan di Manokwari. Ut Omnes Unum Sint.
(Penulis berdomisili di Kemang Pratama, adalah Sekretaris BPC GMKI Bandung 1988-1990 saat Kongres GMKI di Bandung Tahun 1988)
Komentar