Edi Rohyadi
BeTimes.id-Berbagai upaya dilakukan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bekasi dalam upaya mengurangi pengangguran sebagai dampak Covid-19 yang hingga kini masih terasa di daerah ini.
Sampai saat ini, dampaknya masih terasa. Disnaker Kabupaten Bekasi melakukan terobosan dengan membentuk Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Pengangguran (TKP3) yang diharapkan mampu menjawab persoalan yang efektif membangun program pelatihan kompetensi, pelatihan kewirausahaan mandiri, penyerapan tenaga kerja lokal, serta hubungan industri pancasila.
Kepala Disnaker Belasi, Edi Rochyadi kepada Bekasi Times mengatakan, Jumat (17/3), meningkatnya jumlah pengangguran sebagai dampak pandemic Covid-19, di mana banyak perusahaan yang mengurangi tenaga kerja. Bahkan, tahun 2022 terjadi peningkatan pengangguran, sementara serapan tenaga kerja minim karena pertumbuhan ekonomi lambat, sehingga perusahaan belum bisa meningkatkan produksinya.
Pihaknya berharap, dengan pembentukan Tim TKP3 dapat mengurangi pengangguran di daerah industri terbesar di Asia Tenggara ini. Terobosan yang akan dilakukan, bekerjasama dengan perusahaan, sehingga dapat memprioritaskan calon tenaga kerja dari daerah ini.
Pihaknya juga melakukan pelatihan, seperti pelatihan bagi pengelola dan peningkatan skil bagi pencari kerja, sedangkan job fair dilakukan sekali setahun melalui elektronik.
Pihaknya juga mengajak para pengusaha melakukan pelatihan kepada calon tenaga kerja dengan memprioritaskan daerah ini. Sedangkan Balai Latihan Kerja (BLK) milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi akan melakukan terobosan, dengan menyesuaikan kebutuhan di perusahaan. Ini diyakini menjawab persoalan yang efektif membangun program pelatihan kompetensi, pelatihan kewirausahaan mandiri, penyerapan tenaga kerja lokal, serta hubungan industri pancasila.
Menyinggung minimnya dukungan dunia usaha dalam penyerapan tenaga kerja, dikatakan ada sekitar 61 perusahaan yang siap bekerjasama. Dan sangat berharap, agar pihak perusahaan memprioritaskan pencaker daerah ini, walau tidak bisa mencegah tenaga kerja luar daerah.
Sementara, Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, pihaknya mendorong kontribusi perusahaan untuk mengurangi angka pengangguran melalui 6 skema yaitu, penyerapan tenaga kerja lokal, job fair, program pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK), program Sekolah Siap Kerja, program pelatihan wirausaha mandiri, dan diseminasi hubungan industrial Pancasila.
Hal itu ditegaskannya ketika membuka Focus Group Discussion (FGD) Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Pengangguran Daerah Kabupaten Bekasi (TKPP), di Hotel Primebiz Cikarang Selatan.
Dikatakan, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) persentasi pengangguran di daerah ini tahun 2021 mencapai angka 10,09 persen, dan ditahun 2022 meningkat hingga mencapai 10,31 persen. “Ada kenaikan sekitar 0,22 persen,” katanya.
Langkah yang akan dilakukan, memperkuat peningkatan kesempatan penyerapan tenaga kerja lokal dengan berbagai cara alternatifnya. Dan diharapkan, melalui FGD ini diharapkan mampu menghimpun, mengkaji, dan mengevaluasi terhadap tingginya angka pengangguran. Salah satu faktornya adanya urbanisasi.
Melalui FDG ini, ingin menghimpun dan mengkaji kinerja tahun lalu, dan ternyata kenaikan angka pengangguran, faktornya karena serbuan pencari kerja dari luar.
Dikatakan, dengan 61 perusahaan yang telah melakukan MoU, ada solusi. Pihaknya juga mengajak perusahaan lainnya untuk berkomitmen bersama sebagai wujud penajaman terkait masalah pengangguran di daerah industry terbesar di Asia Tenggara ini.(adv)
Komentar