Cinta dan Perselingkuhan: Peran Forgiveness Pada Individu yang Putus Cinta Karena Dikhianati Dalam Hubungan Asmara

Opini611 Dilihat

Tetapi di dalam setiap hubungan tidak selamanya terjalin dengan mulus, banyak rintangan dan cobaan yang dilewati oleh setiap pasangan, salah satunya ialah perselingkuhan. Perselingkuhan merupakan hilangnya rasa cinta dan kasih sayang terhadap pasangan yang ditimbulkan melalui emosi-emosi negatif yang merusak kepercayaan dan menimbulkan rasa kecewa dengan menjalin hubungan asmara dengan individu lain tanpa sepengetahuan pasangannya.

Lalu apa sih akibat dari perselingkuhan itu? Akibat dari perselingkuhan tersebut banyak individu yang merasa kecewa dan mengakhiri hubungan dengan tidak baik. Orang yang putus cinta membutuhkan forgiveness untuk menghilangkan perasaan kecewa dan meningkatkan rasa damai dan tenang pada diri.

Menurut MC Cullough (1997) mengatakan bahwa memafkan merupakan dorongan yang berada di dalam diri individu untuk tidak membenci, membalas dendam dan menyakiti orang lain yang telah melukai hatinya.

Dalam memaafkan orang yang telah menyakiti kita ada beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya ialah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan kecerdasan yang dimana individu dapat mengontrol emosinya dan bersikap dewasa terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Kecerdasan emosional ini terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah (a) memahami emosi, (b) mengontrol emosi, (c) memotivasi diri sendiri, (d) memahami emosi orang lain, (e) membangun hubungan (Goleman 2000).

Dalam memaafkan perselingkuhan yang terjadi pada individu yang sedang putus cinta dapat di ukur menggunakan alat ukur Transregression-Related Interpersonal Motivation (TRIM) inventory (TRIM-18) yang diperkenalkan oleh McCullough, Root, & Cohen (2006) yang mengukur forgiveness dengan kecerdasan emosional yang disesuaikan berdasarkan teori Goleman (2000).

Komentar