Perasaan tidak baik yang ditimbulkan oleh perceraian anak dapat perlahan-lahan dihilangkan dengan membuktikan bahwa orang tua selalu ada untuk anak mereka bahkan ketika mereka bercerai dan dengan membiarkan anak memahami orang tua mereka dan memaafkan mereka.
Anak-anak membutuhkan Forgiveness untuk menghadapi dan mengatasi rasa takut. Pengampunan dapat menuntun anak-anak pada jalan cinta dan kasih sayang yang damai untuk mengurangi rasa sakit yang mereka alami. Anak-anak tidak lagi melimpahkan kesalahan yang terjadi dalam hidupnya kepada orang lain, tetapi mereka menyadari bahwa lebih penting untuk berusaha mencapai perasaan dan kondisi kedamaian itu sendiri.
Emosi positif dapat membantu mencegah anak-anak mengalami kesedihan berkepanjangan yang berdampak negatif pada kehidupan mereka. Dengan memaafkan luka yang ditimbulkan oleh mereka yang menghancurkan hati dapat membebaskan diri dari kebencian pada diri sendiri.
Untuk mengembangkan sikap memaafkan, kita bisa mulai dengan mengingat bahwa masih banyak hal baik di depan mata kita dalam hidup untuk tidak tenggelam dalam kesedihan.
DAFTAR PUSTAKA Azra, F. N. (2017). Forgiveness dan Subjective Well-Being Dewasa Awal Atas Perceraian Orang Tua Pada Masa Remaja . Psikoborneo, Vol 5, No 3,ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674, 294-302. Hikmah, S. (2015). MENGOBATI LUKA ANAK KORBAN PERCERAIAN MELALUI PEMAAFAN. SAWWA – Volume 10, Nomor 2, 229-246. Pratiwi, I. W. (2019). DINAMIKA FORGIVENESS PADA ANAK KORBAN PERCERAIAN. JP3SDM, Vol. 8. No. 2, 13-31.
Komentar