Bahkan, lanjut Rubin, CEO Tesla Elon Musk akan menggunakan chip ke dalam otak manusia yang lemah dan akan meningkat. “Bayangkan bila terjadi ini maka tidak butuh dosen atau kampus. Apakah ini kemajuan atau ancaman.”tukas Rubin.
Rubin mengingatkan agar anak muda memiliki pandangan Alkitab. Namun, disayangkan banyak anak muda yang tidak memiliki daya membaca. “Salah satu penyebabnya adalah orang sangat malas membaca. Karena saya ingin membuat Alkitab secara visual,” tukasnya.
Meski di tengah perkembangan AI, Rubin mengemukakan, bahwa pelayanan tidak bisa diganti dengan alat teknologi lainnya. Pasalnya, pelayanan menggunakan hati sementara yang tidak dimiliki AI.
“Belajar teologia dengan iman. Soal doktrin Kristen dan akidah yang harus dipelajari. Banyak teologia praktika yang kita pelajari tapi serbuan serangan iman. Belum cukup ajaran dosen, dan kita harus tumbuh ajaran yang sehat dan terdidik soal iman,” tukas Rubin.
Di tengah gempuran media sosial Youtube dan berbagai media sosial lainnya, namun pelayanan manusia dengan hati tidak bisa digantikan dengan mesin. “Kita sadar orang membutuhkan satu-satunya Juru selamat’.Semua orang membutuhkan Injil dan membutuhkan Yesus. Baik pejabat atau orang melarat butuh Yesus,” tambahnya.
Komentar