Islah Bahrawi beralasan, merebut kelompok pendukung Anies sangat tidak menguntungkan buat dia (Prabowo-red) karena irisan elektoralnya sama. “Setelah dewasa mereka akan bersatu. Ini kan anak-anak ikan paus semua ini,”tambah Islah.
Karena itu, lanjut Islah, Prabowo lebih fokus merebut irisan dari orang-orang pro Jokowi. “Prabowo harus merebut pendukung Pro Jokowi, setelah diikat dengan fanatisme baru orang-orang kelompok Islam radikal ini keluar,”tukas Islah.
Islah mengemukakan, kelompok Islam radikal seperti GNPF, FPI dan 212 sekarang ini bermain senyap masuk keberbagai pelosok mempengaruhi berbagai masyarakat. “Hari ini mereka diminta diam, sampai pendukung Jokowi betul-betul terpesona, entah ideologis, faktor populis, faktor akomodasi atau faktor logoistik,” imbuh Islah.
Dia mengatakan, jangan heran bila kelompok fanatisme Jokowi berpindah ke Prabowo. Selanjutnya, jika diikat fanatisme secara politik maka kelompok gerakan Islam radikal ini baru akan keluar.
Dalam diskusi yang sama, Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad mengutarakan, tingkat kepopuleran Bakal Calon Presiden PDIP Ganjar Pranowo baru mencapai 85 persen, sementara Prabowo sekitar 95 persen.
Komentar