Dani Ramdan pun mengajak kalangan dunia usaha, khususnya perusahaan di luar kawasan industri untuk bisa terlibat dalam tanggap darurat bencana kekeringan di daerah ini.
“Kemarau ini sepertinya masih panjang, kita butuh bantuan-bantuan dari perusahaan di luar kawasan. Kalau perusahaan di dalam kawasan, sudah koordinasi dan mereka sudah banyak yang memberikan bantuan,” ujarnya.
Ditmbahkan, dalam kondisi tanggap darurat bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengembangkan 8 klaster, baik di tingkat nasional, provinsi maupun di tingkat daerah.
“Di antaranya kluster pencarian dan penyelamatan (SAR), kluster pengungsian dan perlindungan, klaster kesehatan, klaster pendidikan, sarana prasarana, klaster pemulihan dini dan klaster logistik,” ujarnya.
Klaster tersebut, dibentuk untuk menghimpun berbagai instansi, baik pemerintah, swasta, masyarakat dan relawan, agar bisa bekerja secara lebih sistematis dalam penanggulangan bencana.
“Jadi manajemen bencana itu bukan hanya dilakukan pada saat tanggap darurat. Tapi yang lebih penting sebelum terjadi bencana (mitigasi). Karena itu kita bentuk forum pengurangan resiko bencana (FPRB) yang sudah kita bentuk di tingkat kabupaten, kecamatan hingga ke tingkat desa,” terangnya. (***)
Komentar