BeTimes.id–Pakar Hukum Tata Negara Universitas Gajah Mada (UGM), Zainal Arifin Muchtar melihat di periode kedua Presiden Joko Widodo sesuatu yang tidak lajim terjadi, dimana partai yang membesarkan dirinya selama ini, dan mendukung partai sebelah yang tidak menjadikan dia sebagi presiden.
“Kita sedang melakukan normalisasi sesuatu yang kita cela. Apa? gejala kutu loncat politik, kutu loncat politik ini terjadi biasanya karena ideologi partai yang lemah,” kata Zainal Arifin, dalam diskusi Satu Meju bertajuk, “Masa Depan Jokowi, Pimpin Golkar atau Koalisi Besar?”, yang dikutip dari Kompas tv, Kamis (14/3).
Uceng, nama panggilan Zainal Arifin Muchtar, mengatakan, biasanya di negara lain, seorang politisi yang lompat -lompat itu bukan lompat ke satu partai besar ke partai besar. Biasanya dia hanya bisa main ke partai kecil yang memang ideologinya lemah.
“Selama ideologinya mapan, partainya punya ideologi yang kuat dan mapan biasanya sulit menerima gejala kutu loncat. Saya agak kuatir seakan-akan melumrahkan gejala kutu loncat itu,” tandasnya.
Menurutnya, Jokowi adalah sosok yang paling aneh. “Belum pernah pemahaman saya, ada partai yang mendukung sebagai presiden itu dia tinggalkan dengan mudah, dan mendukung partai sebelah.
Komentar