Padahal, pada saat yang sama dia masih anggota, itu normalisasi yang keliru,” tandasnya.
Zainal mengatakan, ia kuatir dalam sistem presidensil tetapi memaksa untuk menggunakan koalisi besar. “Ada kekuatiran saya. Yang pertama saya selalu mengingatkan kalau sistem presidensil koalisinya terlalu besar di pemerintahan godaan otoriternya sangat tinggi,” tegas Zainal.
Dia mencontohkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada saat SBY berkuasa membentuk Sekretaris gabungan (Setgab) yang terdiri dari koalisi-partai.
Koalisi Setgab itu diketuai Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. “Koalisi Setgab mendapat dukungan partai politik sekitar 70 persen,” ujar Zainal.
Setelah SBY lengser, kemudian Jokowi juga menggunakan pola yang sama, koalisi partai besar sekitar 82 persen bergabung dalam Pemerintahan Presiden Jokowi-Wapres KH. Mar’uf Amin.
“Sekaran pak Jokowi melakukan hal yang sama dengan memimpin sekitar 82 persen koalisi. Saya kira godaan otoriter itu tinggi, itu yang harus kita ingatkan. Gak boleh dibiarkan,” imbuh Zainal.
Komentar