PEMAHAMAN ATAS ILMU PENGETAHUAN MENURUT CARL GUSTAV HEMPEL

Pendidikan108 Dilihat

Riyan Salomo Parapat

BeTimes. Id–Secara defenisi ilmu pengetahuan sebagai sistem teoritis, semuanya refleksi filsafat ilmu pengetahuan sebenarnya sudah menginflisitkan apa yang sudah terlebih dahulu dijelaskan filsuf-filsuf Yunani klasik bahwa tugas khas ilmu pengetahuan adalah memberikan penjelasan terhadap fenomena-fenomena alam.

Demikian juga dengan Anaximandros yang melihat to apeiron sebagai sumber dari segala sesuatu, karena dilingkupi oleh udara. Timbul sebuah pertanyaan yang harus dijawab yaitu manakah struktur yang logis ilmu pengetahuan yang dapat memberikan penjelasan yang akurat terhadap peristiwa-peristiwa alam? Apakah memang ilmu pengetahuan yang hanya terdiri dari proposisi-proposisi atomistis (positivisme) yang dapat diuji kebenarannya menurut Popper?

Pertanyaan-peryanyaan ini membawa kita kepada pemikiran Carl Gustav Hempel yang akrab dipanggil dengan sebutan Hempel merupakan seorang ilmuwan yang pernah belajar di Realgymnasium Berlian dan Universitas Gottingen.

Pada gagasan Hempel sendiri tentang struktur penjelasan ilmiah (Carl G. Hempel , 2004) yang dicoba dikembangkannya dalam beberapa artikel di jurnal Philosophy of Science dan dalam buku Aspects of Philosophy of Science, tahun 1965 dan Philosophy Natural Science, taun 1966.

Dalam karyanya bersama dengan Paul Oppenheim, Hempel yang pada dasarnya penggemar dari positivisme logis membuka pemikiran dan pemahamnanya secara lebih luas lagi, karena itulah dia tidak lagi menjadi seorang positivisme sejati, melainkan dia lebih memposisikan dirinya lebih netral.

Setiap penjelasan ilmiah haruslah mengandung proposisi-proposisi explanans dan proposisi exlanandum (Mikhael Dua: 2007) dengan syarat-syarat adekuensi tertentu, sebagai berikut:
1. Penyimpulan dari explanans sampai kepada explanandum harus sesuai dengan pemikiran logis.
2. Explanans paling sedikit harus mengandung hukum yang bersifat umum (syarat hukum yang dimaksud adalah syarat hukum alam).
3. Explanans harus mengandung isi dari sebab empiris (syarat makna empiris: proposisi yang menjadi explanans tidak bersifat metafisis tetapi sungguh-sungguh bersifat empiris atau berdasarkan data yang empiris).
4. Pernyataan-pernyataan explanans harus benar (syarat kebenaran).
Pada pendapat Hempel syarat-syarat adekuasi itu penting diperhatikan dalam seluruh penjelasan ilmiah. Sebab dengan syarat-syarat tersebut kita dapat megetahui bahwa ilmu pengetahuan memiliki tugas untuk menjelaskan dunia dan bahwa penjelasan tersebut bertujuan untuk mencapa objektivitas.

Sumber:
Carl G. Hempel, Pengantar Filsafat Ilmu Alam, suatu terjemahan atas buku Philosophy of Natural Science oleh Cuk Ananta Wijaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004).
Mikhael Dua, Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Ledaero, 2007).

Komentar