Polda Gulung 15 Pegawai Komdigi Terlibat Judol, Meutya: Pil Pahit Bagi Saya

Hukum48 Dilihat

BeTimes.id–Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra menyampaikan, pihaknya telah menangkap 15 orang pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

“Penyidik melakukan pengembangan dan berhasil melakukan penangkapan terhadap 15 orang pelaku,” kata Wira saat ditemui di Polda Metro Jaya, Selasa (5/11).

Berdasarkan keterangan dihimpun, kasus bermula saat Satuan Reserse Polda Metro Jaya menyelidiki salah satu situs judol bernama Sultan menang dan menangkap dua orang tersangka.

Setelah dilakukan pengembangan, maka ditemukan adanya keterlibatan daripada oknum Kementerian Komdigi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dua tersangka awal, pegawai Kementerian Komdigi membantu agar situs judol yang dikelola tidak diblokir.

Setelahnya, polisi baru menangkap pelaku lainnya yang kini berjumlah 15 orang, terdiri dari 11 pegawai Komdigi dan empat warga sipil.

Sebelumnya, Wira Satya mengaku telah menangkap 16 orang terkait perkara judi online itu. Ke-16 tersangka itu, yakni 12 pegawai Kementerian Komdigi dan 4 warga sipil.

Dalam penggeledahan di kantor satelit pada Jumat (1/11), salah satu tersangka mengungkapkan bahwa seharusnya ada 5.000 situs judi online yang diblokir.

Namun, 1.000 dari 5.000 situs tersebut justru “dibina” agar tidak diblokir. “5.000 web? Tapi yang diblokir berapa?” tanya Wira Satya Triputra dari kepada tersangka saat penggeledahan.

“Biasanya 4.000 Pak, 1.000 sisanya dibina, dijagain supaya enggak ke-blockir,” jawab tersangka. Mereka yang terlibat disebut menjadi biang kerok judi online di Indonesia masih menjamur.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menceritakan peristiwa saat kantornya digeledah pihak kepolisian terkait kasus mafia akses situs judi online (judol).

Meutya menegaskan pihaknya terbuka pengusutan mafia akses judol yang melibatkan pegawai Komdigi.
Hal itu diceritakan Meutya saat rapat perdana dengan Komisi I DPR di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Selasa (5/11/2024).

Meutya menyebutkan kejadian itu sebagai pil pahit bagi kementeriannya.

“Untuk judi online, penanganan sampai hari ini, mungkin yang terakhir kami laporkan bahwa ini pil pahit. Jadi di dalam itu juga suasananya mencekam pasti, Pak,” ujar Meutya.

Meutya mengatakan jumlah polisi yang menggeledah kantor kementeriannya sekitar 40-50 orang.

Meutya menegaskan pihaknya berkomitmen terus mendukung upaya pemberantasan judi online sebagaimana yang dijalankan aparat penegak hukum.

Meutya mengatakan, kepolisian itu datangnya jumlahnya cukup banyak sekitar 40 sampai 50 orang. Namun komitmen dirinya sebagai Menkomdigi mendukung upaya pemberantasan judol.

Kemkomdigi, lanjut Meutya, akan terbuka dan sudah terbuka kepada seluruh upaya pengembangan penyidikan atas judol yang melibatkan anak buahnya.

“Berapa kali pun kepolisian harus datang, seberapa lama pun mereka harus datang dan meneliti di kantor kami, sebagai bentuk pertanggungjawaban kami, kami membuka pintu selebar-lebarnya. Jadi di dalam itu APH kalau datang selalu didampingi Pak Irjen ya, Pak Dirjen Aptika dan tim,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Meutya mengaku telah menginstruksikan kepada para jajaran dan pegawai untuk mendukung proses penyelidikan yang tengah dilakukan pihak kepolisian di Kemkomdigi.

“Kami telah membuat surat instruksi ke dalam kepada seluruh pegawai dari Kemkomdigi untuk memberikan dukungannya kepada aparat hukum dalam hal untuk mencapai keterangbenderangan proses penyelidikan,”tandas Meutya. (Barno)

Komentar