Meskipun Bawaslu menitikberatkan pada pengawasan partisipan di lapangan dalam penyelenggaraan pemilu kata Vidya Nurul, semua kekurangan yang ada terutama jumlah pemilih yang rendah menjadi tanggung jawab bersama.
Diketahui Kota Bekasi menjadi partisipan terendah se Jawa Barat, dengan nilai partisipan 55,06 persen, dibawah Kabupaten Sukabumi 56,32 persen.
Vidya menambahkan bahwa dalam sosialisasi perlu adanya gerakan bersama untuk menyampaikan informasi pemilu dan pilkada ke seluruh pelosok hingga tingakatan RT dan RW. “Kita bergerak sesuai tupoksi masing-masing, kekurangan ini tentu menjadi tanggungjawab bersama”, ujarnya.
Ia berharap sosialisasi dapat menyentuh hingga ditingkat masyarakat pelosok. Ia berseloroh “Ide dengan bigscreen dipenjuru Kota Bekasi di titik-titik penting jalan dapat dijadikan salah satunya”.
Ditempat yang sama mahasiswa menyatakan bahwa penyelenggaraan Pilkada masih sering ngaret di tingkat KPPS. “Saya lihat masih suka ngaret waktunya di tingkat KPPS,” kata Elpini Fadelia, dari Pergerakan Mahasiswa Islan Indonesia. (Ykorra)
Komentar