BeTimes.id–Perayaan malam Natal di Kota Bekasi berjalan hikmad dan penuh sukacita, termasuk di Geraja HKBP Pondok Timur Indah yang dihadiri ratusan jemaat. Momen yang penuh kehangatan, kegembiraan dan kekhusyukan bagi umat nasrani yang dirayakan di seluruh dunia.
Apalagi, malam ini paling istimewa bagi keluarga untuk merayakan hari kelahiran sang Juru Selamat manusia, Bagi umat Kristen, malam ini mengingatkan akan kasih Tuhan ke dunia ini, di mana manusia sudah penuh dengan dosa. Dia datang untuk menyelamatkan manusia. Momen ini, sekaligus menciptakan keakraban antar sesama.
Malam Natal Selasa (24/12), boleh berjalan, berkat kerjasama yang baik dengan aparat Kepolisian dan omas. Dan patut disyukuri, karena semua boleh berjalan. Lagu pujian yang berkumandang mengingatkan akan kelahiran Yesus Kristrus di kandang domba. Sang Raja yang turun ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia dari segala dosa.
Pendeta Resort HKBP Pondok Timur Indah, Distrik IXI Bekasi, Pdt.Ediston Samosir.STh, dalam kotbahnya berpesan tentang kelahiran Juruselamat dunia itu, oleh para malaikat surgawi pertama sekali diberitahukan kepada para gembala. Jadi saksi pertama, pembawa kabar kelahiran sang raja di atas segala raja, adalah orang tak terpandang.
Bukan kepada mereka yang biasa beribadah di Sinagoga, bait suci, dan para ahli taurat. Mereka dikenal tidak pernah beribadah, pekerjaan rendahan, tetapi malaikat justru memilih pengembala itu, menjadi saksi.
Jangan takut, kata malaikat itu kepada orang bukan dari kaum terdidik, apalagi rohaniwan. Bahkan mungkin sekali orang yang jarang belajar dan berdoa karena mereka hanya mengembala hingga tak pernah beribadah. Malaikat memberitahukan kepada mereka untuk mengabarkan kabar gembira ini, ke seluruh dunia.
Ediston mengingatkan, banyak orang mungkin mengaku sudah lebih dekat pada Tuhan. Tapi tidak pernah mengalami peristiwa seperti para pengembala. Mereka yang setiap saat ada di tengah-tengah ternak gembalaan milik induk semangnya.
Penghidupan mereka pas-pasan, bahkan aroma tubuh mereka pun bisa jadi berbau seperti ternak gembalaan mereka. Mereka hanya setia kepada gembalaannya, bahkan mereka dicap sebagai pencuri binatang peliharaan majikannya. Bisa jadi ternak dipotong untuk dinikmati sendiri hingga domba-domba pemilik berkurang, termasuk menjual bulu-bulu dombanya dan menikmati hasilnya. Maka mereka dianggap sebagai orang berdosa.
Tidaklah mudah menjaga ternak di malam hari. rumit, tetapi juga berbahaya. Mereka akan bertahan di dalam suasana apapun untuk menjaga domba-dombanya. Sehingga mereka tidak akan mudah takut.
Namun, di malam itu, tiba-tiba malaikat turun dari sorga memancarkan terang yang membuat para pengembala itu, gemetar. Namun para malaikat meyakinkan mereka agar jangan takut. Bahwa kabar gembiralah yang akan diberitakan ke dunia.
Para gembala yang dianggap penjahat itu, justru mengalami kemuliaan Tuhan, dan dapat memahami pemberitaan malaikat sorga. Menjadi saksi pertama yang melihat Sang Bayi Juruselamat yang baru lahir, bahkan sebelum diberikan nama oleh Maria, Ibu-Nya.
Kabar baik itu disampaikan kepada para pengembala, menjadi sukacita bukan hanya untuk satu bangsa, tetap untuk segala bangsa tanpa batas. Bahwa Yesus itu, adalah benar-benar Tuhan. Dia lahir di palungan kandang domba untuk mendamaikan manusia dengan Tuhan yang sudah terkungkung dosa.
Ediston berpesan, bahwa kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini, adalah kegembiraan. Maka semua umat manusia haruslah bersukacita. Tanamkanlah kasih sayang kepada saudara, masyarakat dan hilangkanlah kebencian antar sesama manusia. Karena Yesus lahir, membawa damai sejahtera. (hem)
Komentar