“Semuanya berkaitan dengan Imlek. Kami tak pandang dari ras manapun dan agama manapun, para siswa dapat dengan bebas mengikuti lomba yang diselenggarakan. Dan semuanya bertema Imlek tentu saja, termasuk yang mewarnai buat TK, bergambar Imlek,” papar Eriyani.
Meskipun dalam paket lomba panitia menyediakan hadiah dan sertifikat, namun menurut Eriyani, gelar perayaan ini lebih dari sekedar pencapaian. Namun menyatukan budaya Tionghoa dengan kearifan lokal. Dan tak lupa, sebagai bagian dari kekayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengenai busana merah yang dikenakan menurutnya sebagai simbol kebahagian dan kecerian. Dalam kesempatan yang sama juga dapat dijumpai pemandangan saling bertukar memberi dodol khas Tionghoa, bagi sesama siswa dan orang tua. Sebagi simbol keeratan, kekeluargaan yang harmonis.
Dalam kesempatan Imlek tahun ini 2025 di tahun shio ular, Eriyani berharap membawa kemakmuran, kesehatan dan kebahagian. “Semua tujuan yang baik dari negara dan pemimpin negeri berjalan lancar dan membawa kesejahteraan bagi bangsa,” tutupnya. (Yan)
Komentar