GAR ITB Sebut Kader PKS, Brian Yuliarto Gantikan Satryo Soemantri Jabat Mendiktisaintek

Uncategorized248 Dilihat

BeTimes.id–Presiden Prabowo Subianto melantik Prof Brian Yuliarto ST MEng PhD sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), menggantikan Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro, di Istana Negara pada Rabu (19/2).

Sosok Brian Yuliarto bukanlah nama baru dalam dunia pendidikan tinggi dan riset. Brian merupakan dosen, peneliti, dan Guru Besar di Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (FTI ITB).

Brian Yuliarto diketahui menempuh pendidikan S1 di ITB pada 1999. Setelah kelulusannya, ia bertolak ke University of Tokyo untuk menempuh jenjang S2 dan S3.Selepas menggaet gelar PhD, Brian berkarier sebagai dosen dan peneliti di almamater tempat ia menempuh studi sarjana.

Melansir dari laman ITB, Brian menekuni bidang riset pada ilmu rekayasa dan telah mematenkan delapan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) serta ratusan publikasi ilmiah.Brian Yulianto menjabat Dekan FTI ITB itu diketahui aktif meneliti pengembangan nanomaterial untuk aplikasi sensor dan energi.

Hasil penelitiannya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sensor sehingga lebih cepat dan akurat mendeteksi berbagai molekul target.Inovasi Brian dan rekan-rekan antara lain berupa pengembangan sensor gas berbahaya dan polutan.

Ia juga menciptakan inovasi sensor untuk diagnosis penyakit seperti demam berdarah, hepatitis, kanker, dan berbagai bakteri patogen yang mengancam kesehatan manusia.Melansir dari catatan resminya, Brian menjalin kolaborasi riset dengan peneliti nasional dan internasional.

Kolaborasinya menghasilkan 329 artikel ilmiah terindeks Scopus yang telah disitasi sebanyak 5.618 kali, dengan h-indeks 38.

Kembangkan Material Nano Untuk Aplikasi SensorBrian menuturkan, ia dan rekan-rekan tengah mengembangkan material nano untuk aplikasi sensor dan energi, termasuk pada biosensor di dalamnya.

Aplikasi ini rencananya akan menjadi bagian dari alat diagnostik medis berbagai penyakit di Indonesia.

Untuk mengembangkan alat diagnostik penyakit tersebut, ia dan rekan-rekan tengah bekerja sama dengan industri. Ia berharap Indonesia ke depannya tidak hanya mandiri dalam teknologi biosensor tetapi juga dapat berkontribusi pada penguasaan teknologi kesehatan global.

“Harapannya bisa kita kuasai teknologinya, kemudian kita bisa kerja sama dengan industri, dan akhirnya kita bisa bekerja sama dengan industri untuk membangun industri-industri diagnostik, sehingga menghasilkan alat diagnostik berbagai penyakit yang sangat beragam di Indonesia, sehingga akhirnya kita bisa punya kemandirian. Itu yang sedang kami kerjakan,” ucapnya di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Gedung BJ Habibie, Jakarta, Senin (12/11) lalu. Lebih lanjut, berkat keilmuan dan dedikasinya, Brian Yulianto menjadi peraih penghargaan Habibie Prize 2024 Bidang Ilmu Rekayasa pada Anugerah Talenta Unggul Habibie Prize 2024 dan Bincang Ekosistem Riset Inovasi Indonesia di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Gedung BJ Habibie, Jakarta, Senin (11/11).

Sebagai informasi, Habibie Prize adalah penghargaan bergengsi yang didirikan untuk menghormati peneliti dan Presiden ke-3 RI BJ Habibie.

Brian menjadi salah satu dari lima talenta unggul Indonesia penerima Habibie Prize 2024 yang berkontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Seperti yang diketahui, Satryo dan Brian sama-sama satu almamater berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kendati demikian, keduanya tidak bertemu di ITB karena jarak angkatannya yang sangat jauh.”Jauh sekali, saya umur 70 dia 44. Sangat (junior), seumuran anak saya,” ungkap Satryo.

Sementara itu, Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) mensinyalir Prof Brian Yuliarto adalah anggota Partai Keadilan Sejahtera (PKS).”Berdasarkan hasil investigasi Tim GAR ITB ditemukan bukti-bukti awal tentang keterlibatan terlapor di masa lalu sebagai anggota partai politik PKS,”klaim mereka yang dikutip dari pikiranrakyat.com dari surat yang dirilis GAR ITB.

Disebutkan GAR ITB, Prof Brian Yuliarto tercatat sebagai Ketua Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera (PIP PKS) Jepang pada tahun 2004. (Ralian)

Komentar