PGI: Puasa untuk Proses Spritual Menemukan Kembali Jati Diri yang Sejati

Pendidikan220 Dilihat

BeTimes.id– Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Jacklevyn F. Manuputty mengatakan, meskipun praktik puasa berbeda dalam setiap agama, namun terdapat kesamaan esensi yang bisa menjadi jembatan bagi umat beragama untuk saling memahami.

“Kita sedang berjumpa di bulan suci Ramadhan, bulan di mana umat Islam menjalankan ibadah puasa. Umat Katolik juga menjalankan puasa 40 hari sebelum Paskah, sementara di Protestan, puasa tidak diwajibkan, tetapi dianjurkan sebagai tradisi yang baik. Di sinilah kita melihat bahwa puasa bukan sekadar kewajiban ritual, tetapi juga proses spiritual untuk menemukan kembali jati diri yang sejati,” ujar Jacky, di Grha Pemuda Katedral Jakarta, Kamis (19/03).

Acara ini digelar Komisi Hubungan Antaragama dan Kemasyarakatan Keuskupan Agung Jakarta, yakni Dialog Ramadhan bertajuk “Merawat Harapan untuk Merajut Kerukunan Antarumat Beragama”. Acara ini digelar dalam membangun semangat kebersamaan dan toleransi.

Hadir berbagai tokoh lintas agama untuk berdiskusi mengenai makna spiritualitas puasa dan relevansinya dalam membangun harmoni sosial di tengah masyarakat.

Sejumlah pemuka agama yang hadir antara lain Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo, KH. Marsudi Suhud (Majelis Ulama Indonesia), Candra Setiawan (Majelis Agama Konghucu Indonesia), Naen Suryono (Presidium Majelis Luhur Kepercayaan), Dede Rosyada (Ketua FKUB Jakarta), Philip Wijaya (Permabudi), dan I Wayan Kantun Mandara (PHDI).

Komentar