Deddy Sitorus Sebut Jokowi Sebelum Dipecat Kirim Utusan ke PDIP, PSI: Tidak Siap Kalah

Uncategorized136 Dilihat

BeTimes.id– Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus Pastikan Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo mengirim utusan agar dirinya tidak dipecat dari PDIP segbagai kader.

“Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember itu, ada utusan yang memberitahu bahwa Sekjen harus mundur lalu meminta jangan pecat Jokowi dan menyampaikan ada sekitar 9 orang dari PDIP Perjuangan yang menjadi target dari pihak kepolisian dan KPK,” kata Deddy Sitorus, Sabtu (15/3).

Deddy meluruskan dirinya tak pernah mengatakan Jokowi mengirim utusan. Namun, ada ‘utusan’ yang datang ke PDIP dan meminta Jokowi tidak dipecat.”Jokowinya mungkin baperan atau mau bikin drama, silakan dicek video saya,” sambungnya.

Sebelumnya, Jokowi menepis bahwa ia mengirim utusan ke PDIP. Ia menantang PDIP blak-blakan mengungkap siapa utusan itu.Ormas Agama, Bahlil: Jangan Cuma Konglomerat”Nggak ada (utusan), ya harusnya disebutkan siapa, biar jelas. Siapa? Siapa?” kata Jokowi saat ditemui di rumahnya, Sumber, Banjarsari, dilansir detikJateng, Jumat (14/3).

Jokowi mengaku tidak memiliki kepentingan menyuruh utusan untuk datang ke PDIP dan meminta agar dirinya tidak dipecat. Jokowi juga menyebut selama ini diam meskipun difitnah dan dicela.

“Saya itu udah diem lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus lho, tapi ada batasnya,”imbuh Jokowi.

Terkait ucapan Deddy, Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Beny Papa menyoroti pernyataan Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus yang menyebut Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) mengirim utusan agar tak dipecat PDIP dan meminta Hasto Kristiyanto mundur dari Sekjen PDIP.

Beny menilai tudingan dari PDIP ke Jokowi sebagai sikap tak siap kalah.”Apa yang dilakukan Dedy Sitorus dan teman-teman PDIP yang terus menyerang Pak Jokowi adalah cara-cara murahan, mencoba memprovokasi untuk meraup simpati dengan menyebar hoax.

Pola ini biasanya dilakukan orang-orang yang tidak siap kalah dan pasti gagal,” kata Beny dalam keterangan tertulis, Minggu (16/3).

Beny menegaskan kasus yang menimpa Hasto adalah murni masalah hukum, persoalan suap-menyuap dan menghalangi penyidikan.

Ia menilai PDIP salah alamat jika terus membawa nama Jokowi.”Maka kalau PDIP selalu membawa-bawa Pak Jokowi itu salah alamat, tidak ada andil dan kepentingan beliau di sana,” ujar Beny.

Beny meminta kader PDIP untuk tidak membuat hoax di publik. Ia tak ingin timbul fitnah di masyarakat yang pada akhirnya dikaitkan dengan Jokowi.”Jangan gunakan para kaki tangannya untuk terus menyebar fitnah dan hoax di masyarakat,” katanya.(Ralian)

Komentar