BeTimes.id-Banyak orang hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalu hingga lupa tantangan zaman hari ini, esensi organisasi seakan diabaikan. Dinamika organisasi seperti ini akan berujung pada gelombang useless generation. Antara senior dan junior kurang solid untuk saling menopang, rasanya Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) harus jujur mengakuinya.
“Peran eksternal organisasi untuk merawat jejaring berjalan tanpa arah, sementara peran internal organisasi untuk pengembangan dan peningkatan SDM belum menunjukkan secara signifikan. Kita justru melangkah masing-masing. Selepas 2 tahun Pandemi berhasil dikendalikan, saya ingin mengajak kita untuk mengingat apa yang ditulis Yuval Noah Harari dalam esainya di surat kabar Financial Times 20 Maret 2020 begini.
”Badai pasti berlalu, umat manusia akan tetap bertahan tetapi dunia yang akan kita tinggali akan berbeda,” kata Ketua Umum GMKI Jefri Edi Gultom, dalam pidato Konsultasi Nasional GMKI bertajuk “Rumah Kita”, Jaya Pura, Papua, Selasa (23/8).
Menurut Jefri, berorganisasi berarti orang sedang menelusuri makna hidup melalui dua hakikat. Pertama, proses. Kedua, lanjut Jefri, pengalaman. “Tersingkap di dalamnya urusan ruang dan waktu. Ruang sebagai tempat kita berdialog dengan beragam latar belakang. Waktu sebagai lintasan sejarah untuk kita memahami setiap prosesnya, mengalami setiap kisahnya, dan menuliskan tujuan hidup kita,”ucap Jefri.
Hari ini, Jefri mengemukakan, GMKI kembali menyelenggarakan kegiatan di bumi cendrawasih. “Kita patut berbangga dan mengapresiasi kepada pemerintah Indonesia yang kurang lebih satu dekade ini sangat memperhatikan prospek pembangunan di Papua. Terlepas dari kekurangan dan segala macam koreksi serta kritik, kita mengakui kalau jejak kemajuan dan perubahan itu nyata,” tukasnya.
Jefri mengatakan, masalah kesejahteraan memang masih jauh dari pencapaian tapi sejauh ini mulaimenunjukkan perubahan yang signifikan. “Pembangunan infrastruktur tampak nyata terus bertumbuh, ini tentunya sangat membantu dalam mobilitas warga dan konektivitas antarwilayah. Yang menjadi pekerjaan rumah bersama, terutama pemerintah adalah keselamatan ekologis bumi Papua harus tetap lestari.
Acara Konas GMKI dibuka Gubenur Papua Lukas Enembe dengan mengetok gendang khas Papua. Hadir Ketua Umum DPP GAMKI Willem Wandik, jajaran Polda Papua dan para tokoh masyarakat.
Sebelum pembukaan, dimulai dengan acara bakar batu. Tampak suasana tari dan budaya Papua dalam Konas GMKI.
Jefri mengutarakan, Konas merupakan forum ilmiah organisasi yang memberi ruang dialog intelektual untuk menyusun strategi baru; format dan formulasi baru transformasi organisasi di era networking society guna menyambut perubahan zaman yang menjelajahi dunia dengan kecanggihan teknologi digital.”Apalagi semenjak Mark Zuckerberg pada 29 Oktober 2021 secara resmi mengganti nama Facebook Inc menjadi Meta, peradaban dunia makin diwarnai oleh inovasi teknologi digital yang kian canggih.
Untuk itu, kita perlu pendekatan kolaborasi dan koordinasi lintas cabang, lintas organisasi dan beragam disiplin ilmu. Kita juga perlu menjajaki kerja sama antar lembaga pemerintah, swasta, dan institusi pendidikan. Kelincahan dan kecepatan mensinergikan jejaring eksternal, soliditas kader dan sumber daya yang kita miliki menentukan sukses tidaknyaproses adaptasi zaman,”ujar dia.
Menurut dia, masa depan tidak pernah tunggal, ia selalu ditulis dalam bentuk jamak (futures studies) dan selalu bicara tentang berbagai kemungkinan-keterbentukannya (futures plausibilities). Demikian pula dengan masa depan GMKI.
Negara sudah merumuskan Visi Indonesia 2045.”Data BPS, 21 Januari 2021 mengungkapkan masa depan bangsa Indonesia akan didominasi oleh generasi milenial dan Z.
Sensus menunjukkan generasi milenial 69,38% dan generasi Z tercatat 74,93%,” tutur Jefri.
Menurut dia, dalam pidato kenegaraan jelang perayaan kemerdekaan 2022 beberapa waktu yang lalu, Presiden Jokowi kembali menekankan soal responsif mengenai desain APBN 2023. Dari 5 fokus APBN 2023 yang disampaikan Presiden, saya ingin menekankan pada pada dua hal yang juga akan jadi fokus GMKI kedepan yakni, pertama, penguatan kualitas SDM unggul yang produktif, inovatif dan berdaya saing.”Kedua, pembangunan berkelanjutan dan pengembangan ekonomi hijau. Dari sisi ini, saya memberikan 4 catatan sebagai pengantar Konsultasi Nasional ini. Pertama, Peningkatan SDM. Kolaborasi berkelanjutan mengharuskan kita untuk merumuskan visi (envisioning) dan perencanaan (planning),” kata Jefri.
Menurutnya, arah yang jelas dan orientasi yang tegas agar rencana aksi organisasi lebih terarah dan terintegrasi dengan baik. “Pada konteks ini kita harus mengakui masih ada banyak kekurangan sana sini tetapi teman-teman PP periode ini terus bekerja keras mengupayakan banyak program baik untuk pendidikan kader maupun aspek pendukung untuk menempuh pendidikan formal melalui program beasiswa. Untuk itu, mulai tahun ini kita terus menjajaki kerjasama dengan beberapa pemerintah baik daerah maupun pusat, kementerian dan lembaga terkait untuk bisa mewujudkan program beasiswa khusus kader-kader GMKI,” tambah dia.Kedua, lanjut Jefri, merawat Jejaring.
Di era masyarakat jejaring seperti sekarang ini yang cepat beradaptasilah yang menentukan. “Bukan lagi soal siapa yang besar dan kecil. Akselerasi bisa diraih dengan semangat kolaborasi baik internal maupun eksternal. Kita tidak bisa hanya berharap kepada jejaring internal, tetapi penguatan secara internal perlu dihidupkan. Lalu inisiatif kolaborasi dengan berbagai organisasi privat maupun publik, pemerintah maupun swasta, era ini menjadi suatu keharusan,”tandasnya.
Ketiga, lanjut Jefri, Lingkungan Hidup. Menurut dia, dalam kurun 2015-2021, total deforestasi mencapai 2,1 jutahektar. “Tahun 2010, studi Economic and Environment Program for South East Asia menghitung indeks kerentanan iklim se-Asia Tenggara dan menemukan bahwa kota-kota di Indonesia merupakan daerah yang paling rentan,”terang dia.Kata Jefri, beberapa waktu yang lalu dunia dikagetkan dengan glombang panas yang melanda Spanyol dan Inggris. Maka, lanjutnya, untuk membantu pemerintah dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan hidup kita perlu mempersiapkan format pendidikan kader yang fokus pada tindakan merawat bumi bagi masa depan.
Keempat, GMKI go Global. Visi yang juga harus diwujudkan adalah kerjasama dan kolaborasi global. “Mulai tahun ini kita sudah menjajaki kerjasama dengan beberapa negara lewat kedutaan-kedutaan besar khusus dibidang pendidikan dan teknologi. Dan tahun ini kita juga telah menginisiasi program beasiswa melalui kerjasama dengan beberapa kedutaan besar yang sedang kita jajaki,”ucap Jefri. (Ralian)
Komentar