Para aktifis pencinta lingkungan menggelar aksi demi di depan Ke Dutaan Besar Jepang, Selasa (21/3).
BeTimes.id-Kesatuan Nelayan Tradisional (KNTI) angkat bicara terkait kualitas ekosistem laut Indonesia tidak bersih. “Laut Indonesia sedang tidak sehat. Skor Indeks Kesehatan Laut (Ocean Health Index/OHI) rendah hanya 63, peringkat ke 181 dari 220 negara.” kata Ketua Umum KNTI Dani Setiawan, Kamis (30/3).
Untuk diketahui, Dani mengatakan, ada enam (6) dari sepuluh (10) indikator OHI yang menyebabkan terganggunya kualitas kesehatan laut Indonesia.Menurutnya, dari penilaian nol hingga 100, skor kita hanya 24. Indikator terendah kedua, peran laut sebagai penyedia jasa pariwisata dan rekreasi skor hanya 27.
Sedangkan untuk indikator kebersihan perairan laut, skornya hanya 57. “Rendahnya indikator kebersihan perairan laut Indonesia, bukti indikasi tingginya risiko laut digunakan sebagai tong sampah raksasa untuk menampung sampah yang membahayakan kualita ekosistem laut dan hidup masyarakat” tutur DaniDani juga menolak rencana pemerintah Jepang untuk membuang air limbah terkontaminasi nuklir dari PLTN Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik.
Dani menyampaikan pembuangan limbah nuklir menyebabkan kualitas kesehatan laut Indonesia menjadi buruk. Selain itu, dapat menurunkan kesehatan bangsa dan mengancam kegiatan usaha nelayan kecil.“Melalui Menteri Luar Negeri dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Indonesia perlu mengambil sikap untuk menjaga laut dan melindungi nelayan Indonesia” tutup Dani Setiawan
Sebelumnya, Partisipasi Mahasiswa Pecinta Lingkungan (PMPL) melakukan aksi di depan Kedubes Jepang buntut diumumkannya pembuangan 1.25 juta ton air limbah nuklir ke Laut pasifik oleh pemerintah Jepang.
Mereka meminta pemerintah Jepang tidak menjalankan rencana tersebut. PMPL yang terdiri dari mahasiswa melakukan aksinya di depan Kedutaan Besar Jepang, Jln. MH Thamrin, Jakarta, Selasa (21/03). Mereka melakukan aksinya dengan menggunakan pakaian anti zat radioaktif dan poster menolak air limbah nuklir. “Aksi ini sebagai simbol dan bentuk penolakan. Atas nama kemanusiaan, tolak rencana pembuangan 1.25 juta ton air limbah nuklir ke Laut Pasifik” kata Koordinator PMPL, Kevin.
Kevin menyampaikan air limbah nuklir dari PLTN Fukushima mengandung zat tritium dan unsur radioaktif berbahaya lainnya. Kemudian, kevin menyampaikan unsur radioaktif tersebut akan mengalir terbawa arus laut dan berkontaminasi ke lautan Indonesia.
Karena itu, air limbah nuklir dapat merusak ekosistem laut bahkan menyebabkan kematian biota laut.”Hal ini mengancam rantai makanan dan sumber hidup masyarakat Indonesia khususnya nelayan” ujar Kevin. Tahun 2021,
Kepala Pusat Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Hefni Effendi juga tidak setuju dengan rencana Jepang.Sebab limbah yang akan dibuang oleh Jepang tersebut diketahui berupa limbah cair dari pembangkit nuklir Fukushima yang bocor akibat gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011 lalu. (Ralian)
Komentar