BeTimes.id–Dalam pidato Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengakui korupsi masih menjadi momok di negeri ini yang harus dituntaskan.
“Saudara-saudara sekalian, kita harus menghadapi kenyataan bahwa masih terlalu banyak kebocoran penyelewengan, korupsi di negara kita,” kata Prabowo dalam pidato perdananya usai dilantik sebagai Presiden RI di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Minggu (20/10).
Korupsi diakui Prabowo dapat membahayakan masa depan generasi anak dan cucu-cucu di Tanah Air. Diakui Prabowo masih banyak penyimpangan dan kebocoran APBN yang terjadi.
“Kita harus berani mengakui terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita, Saudara-saudara sekalian, kita harus menghadapi kenyataan bahwa masih terlalu banyak kebocoran penyelewengan, korupsi di negara kita,”tandas Prabowo.
Menurut Prabowo,penyimpangan-penyimpangan, kolusi di antara para pejabat politik, pejabat pemerintah, di semua tingkatan dengan pengusaha-pengusaha yang nakal, pengusaha-pengusaha yang tidak patriotik. “Janganlah kita takut untuk melihat realita ini,”tegas mantan Pangkostrad itu.
Prabowo menyebut, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden dihadiri 19 kepala negara dan 19 kepala pemerintah serta 15 utusan khusus negara-negara sahabat lainnya.
Tokoh-tokoh dari negara sahabat ini, lanjut Prabowo, terbang dari tempat yang jauh, di tengah kesibukan, di tengah banyak masalah yang dihadapi, mereka datang ke sini untuk menghormati bangsa dan rakyat Indonesia.
“Hari ini kita dihadiri 19 kepala negara dan 19 kepala pemerintah serta 15 utusan khusus negara-negara sahabat lainnya. Tokoh-tokoh dari negara sahabat ini terbang dari tempat yang jauh, di tengah kesibukan, di tengah banyak masalah yang dihadapi, mereka datang ke sini untuk menghormati bangsa dan rakyat Indonesia,”tandas Prabowo.
Seperti diketahui, pelantikan Prabowo dan Gibran selaku presiden dan wakil presiden digelar di Gedung MPR RI, Jakarta, pukul 10.00 WIB. Banyak tokoh baik dalam dan luar negeri yang menghadiri acara pelantikan. Pasangan nomor urut 2 di Pilpres 2024 ini memperoleh suara sebanyak 96.214.691 atau 58,59 persen dari total suara sah nasional, dan memenuhi sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar di 38 provinsi. (Davin)
Komentar