SR XVIII PGI, Menag Tekankan Nilai-nilai Toleransi dan Kemanusiaan Dalam Kehidupan Beragama

Pendidikan26 Dilihat

BeTimes.id–Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) Nasaruddin Umar berharap Sidang Raya (SR) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) XVIII membawa hasil yang terbaik bagi semua pihak.

Nasaruddin juga menekankan pentingnya mengajarkan nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan dalam kehidupan beragama.

“Kesalahan besar terjadi saat kita terlalu sibuk dengan urusan di dalam ruang ibadah, tetapi melupakan penanaman nilai kemanusiaan dan toleransi dalam diri, keluarga, dan umat,” tegas Nasaruddin, di kawasan Kete Kesu, Kecamatan Kesu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, pada Jumat (8/11) siang.

Seusai membuka, Menag RI Bersama dengan Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, Gubernur Sulut Olly Dondokambey, dan Ketua Umum Panitia Sidang Raya XVIII PGI Pdt. Musa Salusu, melakukan pemukulan gendang tanda dibukanya secara resmi SR XVIII PGI 2024.

Sidang Raya PGI digelar setiap lima tahun sekali, selain memilih Pengurus PGI juga membicarakan persoalan gereja di Indonesia selama lima tahun ke depan.

Dalam Sidang Raya PGI hadir sekitar 5.000 peserta dan tamu undangan dari berbagai kalangan, termasuk pejabat dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara, anggota DPR di tingkat kabupaten, provinsi, hingga pusat, serta masyarakat, turut mengikuti acara pembukaan.

Megawali prosesi pembukaan Sidang Raya PGI disuguhkan tarian massal Pagelu, tarian penyambutan khas Toraja. Disusul pembawaan bendera merah-putih dan defile anak-anak dan remaja membawa papan nama masing-masing gereja anggota PGI, bersamaan dengan drama tentang tantangan gereja di tengah dunia.

Sekitar 1000 orang anak-anak dan remaja dilibatkan dalam prosesi ini. Giliran barisan para pendeta Gereja Toraja dipimpin Ketua BPS Gereja Toraja Pdt. Alfred Anggui bergerak menuju mimbar untuk memulai ibadah pembukaan.

Sementara itu, Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom menyampaikan selamat kepada Nasarudin Umar, yang dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Menteri Agama.

Pdt. Gomar mengatakan, gereja-gereja di Indonesia menaruh harapan besar kepadanya dalam membangun kehidupan beragama yang toleran, sehingga seluruh umat beragama dapat hidup berdampingan secara damai, diikat oleh semangat toleransi, yang merupakan DNA bangsa masyarakat kita.

“Pengalaman sebagai Imam Besar Mesjid Istiqlal menjadi rumah bersama bagi semua. Saya kira tidak mudah bagi pemerintah baru untuk mengelola negeri kita yang besar ini di tengah tantangan global sebagai akibat perlambatan ekonomi dan konflik geopolitik yang terjadi. Olehnya kita semua harus bersatu mendukung pemerintahan baru ini, apapun pilihan politik kita di masa Pemilu lalu,” tandasnya. (Dean)

Komentar