27 Kader PDIP Terancam Dipecat, Termasuk Jokowi?

Politik119 Dilihat

BeTimes.id–Nasib 27 kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terancam dipecat, termasuk Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo dan anaknya, Gibran Rakabuming Raka serta menantunya Bobby Nasution.

Terkait pemecatan tersebut, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P menggelar rapat tertutup di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12).

“Setelah ini kita adakan rapat tertutup untuk melihat bagaimana ketidakdisiplinan dari seluruh kader-kader partai di dalam pelaksanaan pilkada serentak yang nantinya partai akan memberikan sanksi yang begitu tegas,” tegas Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dalam konferensi pers di Sekolah Partai.

Menurut Hasto, DPP sudah menerima masukan, setidaknya sudah ada 27 orang yang akan dikenakan sanksi pemecahkan.

Hasto lantas ditanya apakah 27 kader PDI-P yang dimaksud bakal dipecat, salah satunya adalah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Namun, Hastio enggan membeberkannya sebanyak 27 kader PDI-P yang akan dilakukan pemecatan.

Hasto mengatakan, akan mengumumkan tanggal 17 Desember 2024.

“Nanti akan diumumkan pada tanggal 17 Desember, secara bersama-sama,” ujar Hasto.

Diketahui, hubungan PDI-P dan Jokowi setahun belakangan menjadi perbincangan publik. Hal ini setelah keduanya terkesan berbeda pandangan politik dalam Pemilu 2024 maupun Pilkada 2024.

Secara terpisah, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun mengatakan bahwa partainya sudah menutup buku tentang Jokowi dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai kader partai.

“Saya kira begini ya. Dengan tindakan Pak Jokowi termasuk anak mantunya, seperti saat ini, ya sudah itu bagian dari masa lalu partai,” terang Komarudin di Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2024).

Komarudin mengaku enggan ambil pusing membicarakan status keluarga Jokowi lagi di PDI-P mengingat pengkhianatan yang mereka lakukan terkait Pilpres 2024.

Komarudin menuturkan, PDI-P lebih penting memikirkan apa yang terjadi hari ini dan di masa yang akan datang ketimbang mengurus keluarga Jokowi.

“Kita berpikir hari ini dan masa depan, itu lebih penting daripada kita bicara satu keluarga itu terus. Kita pusing juga,” tandas Komarudin. (Davin)

Komentar