BeTimes.id–Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerjasaama antara Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi (PPNN ITB) dengan PT. St. Morita Farma ditandatangani di Kampus ITB, Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/12).
Penandatanganan MoU ditandangani Direktur Direktorat Penerapan Ilmu dan Teknologi Multidisiplin PPNN ITB Prof. Ir. Taufan Marhaendrajana, dan CEO PT. St. Morita Farma Maruap Siahaan.
Menurut Maruap, berbagai produk kosmetik baik dalam dan luar negeri menjadi persaingan pasar yang tidak terhindari. Gempuran produk-produk kecantikan baik dari dalam dan luar negeri menambah ketat persaingan dunia kosmetik di Indonesia.
“Sebagai perusahaan manufaktur kosmetik di Indonesia St. Morita Farma memiliki visi untuk menciptakan produk kecantikan berbahan alam Nusantara dan berteknologi tinggi, “ujar Maruap.
Maruap mengatakan, kosmetik yang dipasarkan St. Morita Farma ke masyarakat dengan harga yang terjangkau dengan kocek rakyat relatif. Selain itu, kanjut Maruap, cocok untuk kulit Indonesia.
Hadir dalam penandatanganan MoU itu, yakni
Prof. Heni Rachmawati, tim dari PPNN ITB,
Dr. Rofiq Iqbal, perwakilan dari Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi (DKST) ITB,
Prof. Veinardi Suendo, Kepala PPNN ITB, dan
Dr. Damar Rastri Adhika.
Lebih lanjut Maruap mengemukakan, untuk menghasilkan produk dengan daya saing internasional tentu perlu dibarengi dengan penelitian profesional terhadap bahan aktif dan produk kosmetik yang dibuat.
“PPNN ITB berhasil mengembangkan Avocado Oil yang dibuat dengan teknologi nano dan telah teruji secara in-vitro dan pra-klinis memiliki efek anti-melanogenesis,”tandas alumi ITB ini.
Dia juga menuturkan, bahan ini dimasukkan ke dalam salah satu produk dari St. Morita Farma yaitu Euterria Bright Up series with Nano Avocado Oil yang akan diluncurkan di awal tahun 2025.
Hal senada, Prof. Taufan Marhaendrajana mengatakan, kerjasama antara PPNN ITB dan St. Morita Farma merupakan bentuk nyata koloborasi antara penelitian dan akademisi dengan pelaku industri untuk dapat mewujudkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh kampus dan lembaga penelitian kampus menjadi produk yang dapat memiliki nilai jual dan dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
“Dengan koloborasi ini diharapkan ke depannya Indonesia mampu menciptakan produk-produk dan paten-paten yang memiliki daya saing internasional dan menjadi potensi ekspor ke depannya,”ujar Taufan. (Ralian)
Komentar