Dinas Perhubungan Kota Bekasi Dinilai Tak Cakap, Enggan Komunikasi dan Arogan: Dipolisikan

Hukum61 Dilihat

BeTimes.id–Buntut dari tindakan arogan petugas Dinas Perhubungan Kota Bekasi dugaan pemukulan terhadap supir angkutan kota K11, jurusan Bantar Gebang-Bekasi, Rabu (15/1) kemarin berbuntut panjang.

Korban Emra, supir angkot K11 yang mendapat tindakan kekerasan resmi melaporkan oknum pelaku ke Polres Metro Bekasi dengan laporan kepolisian nomor LP/B/92/I/2025/SPKT/Polres Metro Bekasi Kota.

“Dari awal kita melakukan aksi oknum petugas ini sangat kasar sekali bahasanya. Saya coba videokan kemudian yang bersangkutan marah dan mencoba merebut hp saya. Dari situ kemudian pelaku melakukan pemukulan,” terang Emra, Kamis (16/1/2025).

Diketahui kejadian dipicu dari aksi para supir angkot K11 yang mencoba memberhentikan operasional biskita Transparriot Bekasi di Jalan Siliwangi, Bantar Gebang. Lantaran Biskita yang bermula beroperasi dari Sumarecon menuu Vida Bantar Gebang, melalui jalan H. jhole, beralih ke jalan Siliwangi sejak Selasa (14/1).

“Peralihan ini kontan membuat penghasilan kami yang sangat minim menjadi buntung. Ini sama saja membunuh mata pencarian kami,” terang Iwan salah satu supir K11 lainnya ditemuin di lokasi.

Menurutnya, sebelum peralihan untuk satu trayek dari Bantar Gebang-Terminal Bekasi bolak balik, supir K11 dapat meraup hingga Rp 50 ribu. Namun sejak peralihan para supir hanya mampu meraup Rp 20 ribu saja.

“Bensin saja 25 ribu satu trayek, belum kopi dan rokok. Trus kalau hanya 20 ribu, boro-boro bisa bawa pulang ke rumah yang ada malah nombok. Iya kalau ada, kalau ga ada, ini bagaimana,” papar Iwan.

Menurut mereka, sebelum Biskita beroperasi telah ada komitmen tertulis dengan organda untuk trayek masing-masing yang telah ditetapkan.

“Ada apa ini, sebenarnya bisa dikomunikan terlebih dahulu apa penyebab ada perlaihan dll. Jangan ujuk-ujuk. Semua cara sudah kita coba komunikan melalui bersurat tapi tak digubris. Kemudian datang marah-marah dan memukul. Ingat mereka digaji dari uang pajak masyarakat dan kami juga masyarakat Bekasi. Arogan sekali,” ungkap Iwan.

Terpisah, persis apa yang disampaikan Iwan, dinas Perhubungan Kota Bekasi juga enggan berkomentar. Zeno Bachtiar, Kadishub Kota Bekasi berseloroh ada giat dan menolak memberikan keterangan.

Alih-alih Kadishub yang seharusnya memberikan komentar, awak media malah mendapatkan keterangan dari Kapolsek Bantar Gebang.

“Yang saya tahu SK peralihan trayek tersebut berasal dari Dinas Perhubungan Pusat, tidak ada sangkut pautnya dengan Muspida Kota Bekasi. Miskomunikasi mungkin, jadi semua muspida Kota Bekasi kena imbasnya, termasuk Dishub. Mereka hanya menjalankan tugas dari pusat” terang Kompol Sukadi, Kapolsek Bantar Gebang pada awak media, Kamis (16/1/2025).

Meski demikian dengan pola komunikasi yang tidak baik, termasuk pada awak media. Serta perilaku arogan dilapangan, tindakan jajaran Dishub Kota Bekasi dinilai tak cakap. “Oknum dishub, T, yang melakukan pemukulan berteriak, ini muka saya, cari saya di pasar, laporin saja saya silahkan,” papar Iwan.

Menurutnya terlepas dari banyaknya polemik angkutan umum, layaknya manusia yang kelaparan, apa yang dilakukan para supir angkot K11 adalah natural dan alami, memperjuangkan apa yang menjadi mata pencarian mereka. (Yan)

Komentar