Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto bersama Ketua Umum DPP TMP Maruarar Sirait. (Foto: Ralian)
BeTimes.id-Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan, bahwa Trisila dan Eka Sila adalah satu gagasan Bung Karno ketika berpidato pada sidang Badan Persiapan Usaha Kemerdekaan (BPUPK), yang diketuai Rajiman Wedyodiningrat.
“Tidak etis bila dikatakan Trisila dan Eka Sila bukan dari PDIP, terapi itu gagasan otentik dari Bung Karno (Sukarno-red), ketika Dr. Radjiman Widodiningrat untuk menyampaikan philosophische grondslag (dasar negara), satu gagasan tiga alternatif, yakni Pancasila, Trisila atau Eka Pancsila yang merupakan kepribadian bangsa kita tersebut yakni gotong royong,” kata Hasto, dalam Keynote Speaker diskusi Webinar Nasional Taruna Merah Putih (TMP) bertajuk “Jas Merah: Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah, Ciptakan Sejarah Positif Bagi Bangsa,”Minggu (28/6).
Hasto menyebut bahwa ideologi itu adalah perjalanan sejarah bangsa. Karena itu, jangan ditunggangi dengan kepentingan politik. “Karena kita yang kokoh dalam ideologi Pancasila itu. Tidak mungkin mengubah Pancasila karena Pancasila itu digali oleh Bung Karno, Proklamator dan Bapak Bangsa kita. Hanya saja ada yang menjegal ini dengan isu politik tentang komunisme dan kebangkitan komunis yang biasa dilabelkan ke PDIP,” terang Hasto.
Menurutnya, TAP MPR No. 1 Tahun 2003 Tentang Pancasila dengan tegas PDIP menolak ekstrem kirim dan ekstrem kanan. “Radikalisme yang merupakan ideologi kegelapan. Kita tahu di Surabaya terjadi bom bunuh diri di Surabaya. Apakah itu yang kita inginkan. Kita tidak ingin negara kita pecah belah, padahal kita sudah punya yang namanya ideologi Pancasila,”ucapnya.
Terkait RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP), Hasto mengatakan, PDIP setuju untuk dirubah Rancangan Undang-Undang Pembinaan Ideologi Pancasila. Hasto beralasan, Pramuka, Badan Arsip Nasional dan Badan Narkotika Nasional ada undang-undangnya. “Masa ideologi yang digali dari buminya Indonesia tidak memiliki undang-undang,”tukas Hasto.
Meski demikian, PDIP siap berdialog dengan elemen kelompok masyarakat dan partai yang ada di parlemen. Hasto mengingatkan, jangan mempolitisasi ideologi Pancasila dengan PDIP. “PDIP tidak suka menang-menangan. Dibakar saja kantornya saja kita menempuh jalur hukum. Kita harus yakin bahwa hukum memberikan jalan terbaik. Tetapi sekali lagi, jangan uji kesabaran PDIP. Karena PDIP punya kehormatan sebagai orang partai dan kami cinta Indonesia, dan kami didik ibu Megawati dan Bung Karno untuk mencintai negeri ini di atas segala-galang,” tegas Hasto.
Seminar Webinar Nasional dihadiri sekitar 1000 partisipan dari berbagai TMP seluruh Indonesia, jajaran kader dan struktur PDIP seluruh Indonesia. Seminar itu dimoderatori Ketua Umum DPP TMP Maruarar Sirait. Hadir Sekjen DPP TMP Restu Hapsari, Ketua DPD TMP DKI Jakarta Rolas Sitinjak.
Hadir sebagai nara sumber yakni Pegiat Media Sosial Denny Siregar, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Dr.dr. Theresia Monika R., Sp.AN.,KIC., Msi, dokter yang mengembangkan terapi plasma Konvalasen sebagai metode pengobatan pasien Covid-19, Ketua Umum BPP HIPMI Mardaninl H. Maming, dan Ketua OSIS SMA Taruna Nusantara I Kadek Suwisnawa Priyadana. (Ralian)
Komentar