BPPT Dengan Pemkot Bekasi Lakukan MoU Mengenai Permasalahan Sampah Di Bantargebang

Peristiwa647 Dilihat

BeTimes.id — Badan Pengkaji dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi lakukan penandatanganan nota kesepahaman mengenai pengolahan sampah di Bantargebang menjadi tenaga listrik.

Acara tersebut dihadiri Walikota Bekasi Rahmat Effendi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Yayan Yuliana, Kepala Bapelitbangda, Dinar Faisal, Asisten II, Sudarsono.

Kabag Hukum, Diah, Kabag Kerjasama Kota Bekasi, Nevindo, serta Kepala BPPT, Hammam Riza di aula Puspitek, Tangerang Selatan, Rabu (27/1)

Menurut Rahmat Effendi, dirinya mengucapkan rasa terima kasih dan apresiasi kepada BPPT untuk Kota Bekasi dalam kerja samanya. Alasannya, kata dia, Kota Bekasi tidak jauh dari pusat Ibu Kota.

Ia mengatakan, pada tahun1985 pengelolaan sampah yang awalnya berada di Celincing kini di pindahkan ke Bantargebang.

“Memusnahkan sampah sebanyak 100 ton perhari, bukan lagi bicara mengelola. Kemungkinan tidak ada kota atau kabupaten di dunia yang mampu menerima 100 ton perharinya, akan tetapi Kota Bekasi mampu.” ucap Rahmat Effendi.

Ia berharap, untuk hal yang strategis sebagai salah satu mitra DKI Jakarta dalam memecahkan persoalan sampah, berkenaan Feasibility Study (FS) yang telah disepakati agar diuji kelayakan untuk menjadi proyek keberhasilan.

Hammam Riza, selaku Kepala BPPT sangat mendukung pembangunan di Kota Bekasi dalam langkah bersama dalam memanfaatkan teknologi.

Kehadiran BPPT, kata dia, untuk semua pihak dan masyarakat dalam membantu menguasai teknologi, apapun bidangnya agar berhasil penerapannya.

Ia mengatakan, tata kelola penanganan sampah dengan teknologi tepat guna daya merupakan tambahan kemajuan perekonomian di Kota Bekasi.

“Kami dari BPPT sangat berharap dapat menyumbangkan pemikiran pelaksannaan teknologi,” jelas Riza.

Ia mencontohkan, masa Covid 19, rapid test, screening, upaya treatment BPPT hadir dan menghasilkan produk yang langsung dapat di rasakan oleh masyarakat.

“Saya kira ini bisa menjadi program champion dan menerobos mengkomersilkan Waste 4 change, PLTSa sebesar 100 ton, ini bisa dimanfaatkan untuk projek mendorong ekosistem inovasi” katanya. (hum/pal)

Komentar