Sekretaris Jenderal Jokowi Centre Imanta Ginting dan Kepala Staf Kepresidenan. (Foto:istimewa)
BeTimes.id-Sekretaris Jenderal Jokowi Centre Imanta Ginting, menegaskan bahwa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo tidak pernah menggunakan buzzer sebagai alat anti kritik pemerintah.
“Itu tidak betul. Presiden Jokowi adalah negarawan dan sosok pimpinan negara yang siap dikritik,” ujarnya, di hadapan wartawan Kamis (11/2).
Menurut Imanta, pernyataan Presiden Jokowi dalam perayaan Hari Pers Nasional tanggal 9 Februari lalu menandaskan bahwa Jokowi siap dikritik.
Bahkan, Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa dirinya siap dikritik demi perbaikan kinerja pemerintah.
Namun, Imanta menghimbau semua pihak agar menyampaikan pendapat senantiasa dipenuhi rasa tanggungjawab demi kebaikan negeri.
“Jangan membuat dan menyebar ujaran kebencian, provokasi, penghinaan, dan hoax, lalu menganggapnya sebagai kritik. Seharusnya kritik dibangun berdasarkan data objektif, dan tidak berhenti hanya sekedar ungkapkan fakta tanpa tawaran solusi,” ujarnya.
Terkait tuduhan bahwa buzzer anti kritik, Imanta menilai bahwa tuduhan itu kurang tepat. “Bila isi kritik kita masih bisa ditenggelamkan buzzer, dan kritikus masih takut tersandera hukum saat mengkritisi pemerintah, itu berarti bahwa materi kritik yang disampaikan tidak mendasar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Mungkin di balik kritik yang disampaikan ada niat terselubung yang bersifat negatif terhadap pemerintah. Malah jika dibutuhkan seharusnya buzzer sangat bermanfaat untuk mensosialisasikan kinerja dan program Pemerintah,” lanjutnya.
Imanta mengingatkan semua pihak untuk menyadari bahwa negara Indonesia menjamin kebebasan berpendapat, sebagaimana diatur di dalam UUD 1945 dan UU terkait. “Mari merdeka berpikir dan merdeka berpendapat. Selamat Hari Pers Nasional,” kata Imanta. (Ralian)
Komentar